Jumat, 29 Mei 2009

Kisah Sepotong Kain Putih


Hari ini ada ribuan gulung kain, diperjual-belikan di pasar-pasar di kota ini, Hari ini ada sedemikian banyak kain putih, yang sedang dibeli, diukur dan dipotong, Hari ini ada sedemikian banyak kain putih yang siap digunakan sebagai kain kafan, Hari ini ada sedemikian banyak kain kafan yang seolah bertanya untuk siapa ia akan dibeli. Esok hari, siapa gerangan pembeli berikutnya, Bisa jadi kain putih itu akan dibeli orang yang tidak kita kenal, Bisa jadi kain putih itu kita sendiri yang membelinya untuk tetangga atau keluarga terdekat kita, Bisa jadi seseorang sedang membelikannya untuk jenazah kita yang sedang menunggu dikubur, Engkau boleh saja tertawa, tapi bisa jadi kain kafanmu ada di truk pengirim barang yang sedang diparkir di pinggir toko kain itu, Engkau boleh saja berencana, tapi bisa jadi kain kafanmu sedang dipesan si pemilik toko, Engkau boleh saja tidur nyenyak, tapi bisa jadi seorang penenun sedang memintal kain kafanmu. Engkau boleh saja menikmati keindahan alam pertanian, tapi boleh jadi seorang petani sedang memanen kapas bahan kain kafanmu. Kita tidak tahu kapan hidup kita berakhir, Kita juga tidak tahu kain kafan mana yang akan menemani kita di kuburan, Tapi yang jelas kain itu ada di suatu tempat, Kain putih itu sendiri tidak pernah tahu kepada siapa ia akan digunakan, Seandainya ia bisa berbicara, tentu ia akan meminta agar digunakan pada orang soleh yang selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan berikutnya…

(kiriman sahabat)

Wajah yang Jujur


Pernahkah anda menatap orang-orang terdekat anda saat ia sedang tidur? Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang. Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur. Orang paling kejam di dunia pun jika ia tidur sudah tak akan tampakl wajah bengisnya. Perhatikanlah ayah anda saat beliau sedang tidur. Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya. Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya. Orang inlah rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar. Sekarang, beralihlah. Lihatlah ibu anda. Hmm.. kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai-belai tubuh bayi kita itu kini kasar karena terpaan hidup yang keras. Orang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita. Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomelini kita semata-mata karena rasa kasih dan sayangnya itu sering kita salah artikan. Cobalah menatap wajah orang-orang tercinta itu : Ayah, Ibu , suami , istri, kakak, adik, anak, sahabat, semuanya. Rasakan sensasi yang timbul sesudahnya. Rasakan energi cinta yang mengalir pelan-pelan saat menatap wajah lugu yang terlelap itu. Rasakan getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk kebagaiaan anda. Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalah pahaman kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar. Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur. Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan merka ungkapkan. dan Ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkapkan segalanya. Tanpa kata, tanpa suara dia berkata : " betapa lelahnya aku hari ini." dan penyebab lelah itu ? Untuk siapa dia berlelah-lelah? Tak lain adalah suami yang bekerja keras mencari nafkah dan istri yang bekerja mengurus dan mendidik anak, juga rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari-hari suka dan duka bersama kita.

(kiriman sahabat)

ISYARAT


Suatu malam di sebuah rumah, seorang anak usia tiga tahun sedang menyimak sebuah suara. "Ting...ting...ting! Ting...ting...ting!" Pikiran dan matanya menerawang ke isi rumah. Tapi, tak satu pun yang pas jadi jawaban. "Itu suara pedagang bakso keliling, Nak!" suara sang ibu menangkap kebingungan anaknya. "Kenapa ia melakukan itu, Bu?" tanya sang anak polos. Sambil senyum, ibu itu menghampiri. "Itulah isyarat. Tukang bakso cuma ingin bilang, 'Aku ada di sekitar sini!" jawab si ibu lembut. Beberapa jam setelah itu, anak kecil tadi lagi-lagi menyimak suara asing. Kali ini berbunyi beda. Persis seperti klakson kendaraan. "Teeet...teeet....teeet!" Ia melongok lewat jendela. Sebuah gerobak dengan lampu petromak tampak didorong seseorang melewati jalan depan rumahnya. Lagi-lagi, anak kecil itu bingung. Apa maksud suara itu, padahal tak sesuatu pun yang menghalangi jalan. Kenapa mesti membunyikan klakson. Sember lagi! "Anakku. Itu tukang sate ayam. Suara klakson itu isyarat. Ia pun cuma ingin mengatakan, 'Aku ada di dekatmu! Hampirilah!" ungkap sang ibu lagi-lagi menangkap kebingungan anaknya. "Kok ibu tahu?" kilah si anak lebih serius. Tangan sang ibu membelai lembut rambut anaknya. "Nak, bukan cuma ibu yang tahu. Semua orang dewasa pun paham itu. Simak dan pahamilah. Kelak, kamu akan tahu isyarat-isyarat itu!" ucap si ibu penuh perhatian. ** Di antara kedewasaan melakoni hidup adalah kemampuan menangkap dan memahami isyarat, tanda, simbol, dan sejenisnya. Mungkin, itulah bahasa tingkat tinggi yang dianugerahi Allah buat makhluk yang bernama manusia. Begitu efesien, begitu efektif. Tak perlu berteriak, tak perlu menerabas batas-batas etika; orang bisa paham maksud si pembicara. Cukup dengan berdehem 'ehm' misalnya, orang pun paham kalau di ruang yang tampak kosong itu masih ada yang tinggal. Di pentas dunia ini, alam kerap menampakkan seribu satu isyarat. Gelombang laut yang tiba-tiba naik ke daratan, tanah yang bergetar kuat, cuaca yang tak lagi mau teratur, angin yang tiba-tiba mampu menerbangkan rumah, dan virus mematikan yang entah darimana sekonyong-konyong hinggap di kehidupan manusia. Itulah bahasa tingkat tinggi yang cuma bisa dimengerti oleh mereka yang dewasa. Itulah isyarat Tuhan: "Aku selalu di dekatmu, kemana pun kau menjauh!" Simak dan pahamilah. Agar, kita tidak seperti anak kecil yang cuma bisa bingung dan gelisah dengan kentingan tukang bakso dan klakson pedagang sate ayam.

Sumber: eramuslim

Kamis, 22 Januari 2009

LEMBAYUNG TAK BERARTI


lembayung tak berganti warna tak ada dalih yang mengatakan rencana bahwa kau mengerti dan langit bukan sakasi simol menjulur di tapakan langit hanya sebagai biasan tak berwarna yang tak mengotori lembayung pagi dan tak menghadiri sekali lagi kesunyian pagi melukis semburat tercantik tak berkuas menyaput lembayung dengan cara berhingga tak ada tarian ala ilusi tertekan kehidupan yang meminta kesempurnaan apalah gerangan simbil pemimpi terkurung dalam kesnyian tiada tepia galaksi tak ada penjawab dipantulan cermin bahkan ta berepotria lembayung bernyanyi sesamar tasanya, jiwanya, harinya dan lantunan fase penyiar lainnya

KETIKA MAUT MENJEMPUT


Detik-detik terakhir mata terbuka Singkat jarum yang berputar tuk bersimpuh taubat Hanya nanar memandang langit-Mu Sekejap waktu tersisa tuk ikrar cintaku pada-Mu Mulut berucap memohon ampun kepada-Mu Sebelum nyawa ini terlepas dariu raga Sebelum malaikat-Mu datang untuk menjemputku Izinkanlah aku untuk mengucapkan kata taubat memohon ampunan-Mu Bawalah aku pergi dengan sentuhan hangat-Mu dan dengan belaian kasih sayang-Mu

Minggu, 18 Januari 2009

SAHABAT


kebrsamaan yang terukir indah persahabatan yang terjaling hangat sudah semestinya dijaga dan dipertahankan karena anugerah itu belum bisa dirasakan oleh semua orang rasa terbina hati terukir sudah meringkas khyal satukan rasa terciptakn ruang tempatkan waktu asa bersama ikat samudera jiwa berpadu alam nokmati satunya terbius jiwa hangatkan sukma

MUNGKINKAH ITU TANDANYA ??????????


Mungkinkah itu tandanya?????

saat kau mampu melihat,betapa indahnya malam bersinar,dan bintang-bintang menari dengan riang seiring nyayian rembulan,atau saat kamu bisa melihat matahari di tengah hujan, dan cahaya lilin bependar diantara bayang-bayang hitam,juga saat kamu mapu mendengar nyayian malam menggoyang rerumputan, dan kunang-kunang membentuk tanda-tanda cinta dengan cahayanya jika saat itu kau bisa mersakan, dari hatimu terdengar lagu tentang dia, dan nuranimu berseru lantang memanggil namanya,serta beharap kau dan dia akan terus bersama selamanya, mungkinkah itu tanda nya kau sedang jatuh cinta???